Senin, 02 Mei 2011

DERADIKALISASI MELALUI PENDIDIKAN AGAMA

Dewasa ini kita telah menghadapi krisis multidimensi, terutama krisis kepercayaan. Banyak dari kita yang tidak lagi bisa mempercayai ucapan-ucapan para pemimpin kita karena kejujuran saat ini sangat mahal harganya dan telah disalah gunakan. Selain itu, menurut Toety Herati Noerhardi, manusia Indonesia saat ini mengalami keterputusan komunikasi antara berbagai pihak dalam masyarakat sehingga memaksa mereka untuk mengembangkan keputusan yang tidak didukung oleh pengertian yang sama diantara mereka yang kemudian menyebabkan bangsa ini mennjadi terpecah belah dalam bingkai-bingkai yang menyebabkan masyarakat semakin menjauh antara satu dengan yang lainya. Berbagai krisis ini pula yang akhir-akhir ini menyebabkan berkembang pesat gerakan radikal.
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Dalam setiap agama terdapat berbagai nilai-nilai kearifan yang mendorong para pemeluknya untuk dapat berperilaku sesuai dengan tuntunan atau substansi dari agama tanpa harus tercerabut dari akar budayanya. Salah satunya adalah nilai multicultural yang terkandung dalam agama. Nilai-nilai ini banyak ditemukan dalam rangkaian panjang kitab suci masing-masing agama. Agama Islam dengan slogan rahmatan lil ‘alamin dan agama Kristen dengan penghayatan ‘Kasih’ terhadap setiap makhluk Tuhan, agama Budha dan Hindu dengan konsep pengamalan dharma dan keselarasan hidup dengan semesta kesemuanya merupakan nilai-nilai yang sangat urgen sekali untuk dapat diterapkan dalam system pendidikan agama di Indonesia.
Nilai-nilai multicultural yang terkandung dalam berbagai agama tersebut, apabila dapat terpatri dalam dunia pendidikan kita, tentunya akan mendorong terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang bermoral tinggi dengan semangat ketaatan terhadap agama yang dipeluknya tanpa harus memusuhi atau memaksakan iman atau kepercayaan yang dipeluknya terhadap orang yang berbeda dengannya. Jadi, sebenarnya tidak ada halangan untuk melakukan kerjasama terhadap mereka yang berbeda kepercayaan dengan cara yang santun, arif dan bijaksana dalam konteks menegakan keadilan dan memanusiakan manusia.
Dengan memasukkan nilai-nilai lihur yang terkandung dalam berbagai agama, tujuan pendidikan agama yang di rumuskan dalam PP tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan bab 2 pasal 2 bahwasannya pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia dapat terwujud. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti yang luhur, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Indonesia yang memiliki latar belakang masyarakat yang heterogen, tentunya tak pernah lepas dari sentimen-sentimen suku, ras agama yang sering berujung pada konflik yang memakan tidak hanya harta benda, tetapi juga nyawa manusia. Dengan merebaknya tindakan-tindakan kekerasan yang mengatas namakan agama dan pembelaan terhadap Tuhan serta gerakan-gerakan radikal lainnya yang akhir-akhir ini muncul, tentunya penerapan nilai-nilai multicultural yang ada dalam tiap agama dapat menjadi salah satu resolusi konflik dan upaya deradikalisasi melalui jalur pendidikan agama. Pendidikan agama yang sifatnya inklusif perlu menjadi kajian yang mendalam bagi para ahli dan praktisi pendidikaan agama di Indonesia. semoga ini dapat menjadi renungan kita bersama dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional. Selamat hari pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar